Disebutkan dalam salah satu hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apa-apa yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik dan syahwat yang samar/tersembunyi.” (Ash-Shahihah : 508)
Imam Ibnul Atsir rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya syahwat yang samar yaitu suka orang lain melihat amal yang dilakukannya.” Dengan kata lain, yang dimaksud syahwat yang samar adalah cinta popularitas.
Syaikh Abdul Aziz As-Sad-han hafizhahullah mengatakan, “Adalah para salaf dahulu -semoga Allah merahmati mereka- orang-orang yang paling jauh dari cinta popularitas…” (lihat Ma’alim fi Thariq Thalabil ‘Ilmi, hal. 21)
Kemudian, Syaikh membawakan contoh-contoh ucapan salaf yang menunjukkan hal itu. Berikut ini kami kutip sebagian dari apa yang beliau bawakan.
Ayyub As-Sakhtiyani rahimahullah berkata, “Aku disebut-sebut orang namun aku tidak suka disebut-sebut.”
Bisyr bin Al-Harits rahimahullah berkata, “Bukanlah orang yang bertakwa kepada Allah orang yang suka/cinta dengan popularitas.”
Ketika sampai kepadanya pujian orang-orang, Imam Ahmad berkata kepada muridnya, “Wahai Abu Bakar, apabila seorang telah mengenali hakikat dirinya maka tidak bermanfaat baginya ucapan orang-orang.”
Faidah Bagi Penimba Ilmu :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullah mengatakan, “Menimba ilmu adalah ibadah, sebagaimana dikatakan oleh Imam Az-Zuhri rahimahullah, ‘Tidaklah Allah diibadahi dengan sesuatu yang serupa dengan ilmu.’ Sementara ibadah tidaklah diterima kecuali dengan keikhlasan untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh sebab itu wajib bagi penimba ilmu untuk selalu membersihkan niatnya di setiap waktu dengan bermujahadah/menundukkan nafsunya secara terus-menerus.” (lihat Syarah Manzhumah Al-Mimiyah, hal. 89)